Mengintip Kegiatan PPI Nagoya

Sebagai seorang pelajar di perguruan tinggi tentu rugi rasanya jika hanya menghabiskan waktu untuk belajar tanpa mencoba aktivitas lain di luar itu seperti aktif berorganisasi. Mengikuti organisasi menjadi penting karena disinilah kita bisa berinteraksi dengan banyak orang dan belajar bagaimana menyelesaikan suatu masalah. Unit Kegiatan Mahasiswa dan Badan Eksekutif Mahasiswa adalah dua contoh dari banyaknya jenis organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi Indonesia. Nah, bagaimana dengan pelajar Indonesia yang sedang menempuh studi di luar negeri?
            Para pelajar Indonesia di luar negeri juga memiliki organisasi kemahasiswaan yang disebut Persatuan Pelajar Indonesia atau disingkat PPI. PPI dapat ditemui di berbagai Negara di dunia asalkan disana ada para mahasiswa Indonesia yang sedang bersekolah dan aktif berorganisasi. Selain sebagai wadah untuk menjalain sillaturahmi antarmahasiswa Indonesia, PPI juga berfungsi sebagai wadah untuk melepas rindu pada tanah air karena disini kita dapat berkumpul dengan orang Indonesia lainnya, bisa mengobrol dengan Bahasa Indonesia dan kalau sedang beeruntung mungkin bisa makan makanan Indonesia. Selain itu fungsi yang paling penting lainnya adalah memperkenalkan budaya Indonesia pada penduduk lokal disana.
Welcome Party Oktober 2013

 
            Pada tulisan ini, penulis akan memberikan salah satu contoh kegiatan-kegiatan yang selama ini rutin dilakukan oleh Persatuan Pelajar Indonesia Nagoya. Di Universitas Nagoya, dan mungkin di universitas lain di Jepang pada umumnya, semester baru dimulai pada bulan April dan bulan Oktober. Karena itu biasanya dalam setahun PPI Nagoya melakukan acara penyambutan mahasiswa baru sebanyak dua kali. Acara ini bertujuan sebagai ajang perkenalan dan pertukaran informasi utamanya bagi anggota baru. Acara dilakukan dengan sederhana, biasanya makan bersama sambil duduk-duduk di bawah pohon sakura atau momiji.
Ski Trip di Hirugano,Gifu

Untuk mengakrabkan hubungan antaranggota PPI Nagoya, tiap tahun juga diadakan pergi wisata ke suatu tempat bersama-sama dengan menyewa bis atau mobil. PPI Nagoya pernah mengadakan wisata ke Kyoto pada musim gugur dan  pada musim dingin biasanya diadakan ski trip ke daerah Gifu. Selain bersenang-senang PPI Nagoya juga memiliki kegiatan yang dapat memberi ilmu yang bermanfaat bagi anggota-anggotanya. Acara ini disebut sebagai “Dibakar”, Dibahas Bareng Pakar. dimana para pakar yang kebetulan sedang berkunjung ke Nagoya “diculik” sebentar untuk memberi kuliah singkat pada para pelajar Indonesia disini. Setelah kuliah singkat biasanya akan dilakukan sesi tanya-jawab seperti diskusi singkat. Temanya bermacam-mecam sesuai dengan bidang yang dikuasai oleh pakar yang bersangkutan. Sebagai contoh Bapak Zainal Arifin Mochtar yang merupakan dosen fakultas hukum Universitas Gadjah Mada pernah menjadi pembicara di acara “Dibakar” dengan tema korupsi partai politik Indonesia. PPI Nagoya selain memperhatikan kualitas akademis anggotanya juga memperhatikan kualitas fisik. Oleh karena itu, tiap tahun PPI Nagoya turut aktif berpartisipasi dalam Chubu Match yang merupakan pertandingan olahraga antarPPI di daerah Chubu. Olahraga yang biasanya dipertandingkan adalah badminton dan tenis meja, namun tidak mutlak hanya dua jenis olahraga itu saja tergantung dari PPI yang menjadi tuan rumah Chubu Match.

Salah satu tampilan dalam acara World Collaboration Festival
Seperti yang penulis sebutkan dalam paragraf sebelumnya bahwa tugas PPI yang paling penting adalah mengenalkan budaya Indonesia,  bisa berupa tarian, lagu, pakaian, dan Bahasa, pada penduduk lokal. Maka, ada satu event paling besar yang diadakan PPI Nagoya setiap tahunnya yang bernama Festival Indonesia. Dalam Festival Indonesia ini, tamu-tamu yang hadir dapat mencicipi aneka masakan Indonesia di stan-stan makanan yang berjejer di sepanjang koridor serta membeli pernak-pernik khas Indonesia. Selain itu di panggung utama diadakan seminar singkat membahas suatu tema tentang Indonesia dan disuguhkan aneka atraksi budaya yang sangat kental Indonesianya. Pengisi acara di panggung tidak hanya anggota dari PPI, orang Indonesia yang sedang bekerja disini maupun orang Jepang yang memiliki minat terhadap Indonesia dapat menjadi pengisi acara. Anggota PPI Nagoya sendiri biasanya menampilkan angklung, macam-macam tarian seperti tari saman, grup vokal, dan pernah mendemonstrasikan prosesi pernikahan adat Jawa. Selain event besar yang dirancang oleh PPI sendiri,PPI Nagoya juga sering mendapat tawaran untuk mengisi acara budaya dari pihak penyelenggara festival-festival internasional. Pihak kampus pun pernah meminta untuk tampil pada acara Home Coming Day maupun seminar internasional. Dalam setiap acara para anggota PPI Nagoya juga mengupayakan untuk memakai pakaian adat tradisional, namun jika tidak memungkinkan maka batik menjadi dress code wajib. Khusus untuk mengenalkan Bahasa Indonesia PPI Nagoya bekerja sama dengan Universitas Nanzan mengadakan lomba pidato dan puisi Bahasa Indonesia. Pesertanya adalah mahasiswa-mahasiswa dari Universitas Nanzan karena di universitas ini Bahasa Indonesia menjadi salah satu mata kuliah wajib di jurusan Asian Studies.




Anggota PPI Nagoya dalam Berbagai Macam Pakaian Adat
Semua kegiatan PPI Nagoya yang penulis paparkan di atas hanyalah kontribusi kecil yang bisa kami lakukan selaku pelajar Indonesia di luar negeri. Yang lebih utama dari semua kegiatan tersebut sebenarnya adalah perilaku kita sebagai warga negara Indonesia di negeri rantau karena perilaku merupakan salah satu cerminan budaya. Semoga para pelajar Indonesia di manapun berada selalu menunjukkan sikap sopan santun serta mematuhi peraturan yang berlaku di Negara tersebut.

Artikel ini juga dimuat di Majalah 1000 guru edisi Maret 2014 dengan beberapa perubahan. Majalah 1000 Guru dapat dibaca online disini.
Website PPI Nagoya klik disini.

             
            





.

Comments

Post a Comment

Popular Posts