Cerita PCOS (2)


Bulan januari 2020 kayaknya saya sempet telpon untuk booking konsul tapi dapet antriannya panjang jadi males hehe, mungkin karena awal tahun ya. Akhirnya saya dapet jadwal yang pas di Bulan Februari. Waktu kontrol di bulan ini, dr. Frans ngasih saya klomifen (obat penyubur) untuk diminum selama 3 hari (yang ternyata salah arahan, harusnya 5 hari umumnya. Antara saya yang salah denger atau dokternya yang salah ngomong wkwk). Lalu dikasi jadwal berhubungan juga dan disuruh kontrol 2 minggu lagi. Tapi antara  jadwal kontrol dengan keadaan saya dan suami waktu itu kok nggak pas, jadi ujung-ujungnya kami skip konsul.


Lha kok di Bulan Maret malah mulai pandemi corona di Indonesia. Alhasil, kunjungan ke klinik pun sangat dibatasi. Suami juga sibuk banget di RS. Kami libur program selama 2-3 bulan sampai akhirnya di bulan Mei suami bilang coba deh diminum lagi klomifennya (jangan ditiru ya wkwk). Sambil telpon klinik kira-kira paling cepet bisa dapet kontrol kapan. Akhirnya kami bisa dapet jadwal kontrol di akhir bulan Mei. Sayangnya pas dicek USG transV nggak ada perubahan apapun dengan sel-sel telur saya. Saya dateng lagi ke klinik di bulan berikutnya waktu haid hari kedua atau ketiga. Dokter ngasih klomifen lagi tapi dosisnya dinaikkan menjadi 2x sehari selama 5 hari. Kami disuruh kontrol lagi 2 minggu kemudian. Di hari konsul berikutnya, saya lumayan happy karena terlihat ada perubahan pada sel telur saya. Ada yang membesar namun belum seukuran telur normal dan saat itu posisinya sudah "pecah" alias ovulasi kata dokter. Saya kembali diberi jadwal berhubungan lagi dan kemabli lagi kalau ternyata di bulan depannya saya masih haid. 

Qadarullah Bulan Juli saya haid, cukup kecewa sih...tapi kalau sekali langsung berhasil kayaknya juga nggak mungkin hehe..too good to be true. Waktu kontrol dikasi klomifen lagi dengan dosis yang sama dengan bulan lalu. Shocknya adalah waktu cek usg di bulan berikutnya nggak ada satupun telur yang membesar! Saya sedih banget karena ngerasa bulan lalu udah ada respon positif. Teorinya sih kalau dilanjut dikit lagi harusnya ada satulah yang seharusnya membesar huhu. Saya diskusi lagi sama suami karena udah terapi selama setahun tapi kok belum ada perubahan signifikan. Akhirnya kami memutuskan untuk coba konsul ke beberapa dokter lain untuk cari second opinion.

To be continued...

Comments

  1. Kita berusaha dan berupaya agar punya anak. Sabar dan berdoa diiringi ikhtiar makan suatu saat akan menghasilkan yang terbaik

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts