Persiapan Keberangkatan LPDP Angkatan 159 (Part 2)

Setelah sebelumnya saya bercerita mengenai pengalaman teknis mengikuti PK Angkatan 159,  di postingan kali ini saya ingin berbagi sedikit informasi dan ilmu yang saya dapat dari materi yang diberikan oleh pihak LPDP.

Bersama member grup Wakatobi

Hari pertama ada 4 materi yang disampaikan dan semuanya diisi oleh perwakilan dari pihak LPDP. Awalnya PIC PK LPDP Mas Rafi yang memberikan informasi general mengenai perkembangan LPDP dari awal hingga sekarang. Beberapa poin yang disampaikan beliau antara lain:
  • LPDP ini meskipun di bawah Kementrian Keuangan, tapi ternyata donasinya berasal dari 9 kementrian. 
  • Pelamar LPDP sekitar 24 ribu (tiap tahun mungkin ya, maaf nggak ada keterangnnya di catatan saya) sedangkan LPDP target kuota awardee adalah 5-6 ribu tiap tahunnya namun hingga kini kuotanya belum pernah terpenuhi. Jadi yang lolos itu memang yang memenuhi kriteria LPDP, bukan hanya sebatas pemenuhan kuota.
  • Kalau sudah lulus tes SBK-nya LPDP kemarin bisa dibilang lulus tes CPNS (bahkan dengan grade yang lebih tinggi dikit).
  • Pewawancara saat wawancara I terdri dari akademisi, praktisi, dan psikolog. Sedangkan untuk wawancara II (kebangsaan) Mas Rafi bilang rahasia hehe. Pewawancara sendiri juga merupakan hasil seleksi dari para ahli. Total ada 200 pewawancara yang diterima dari sekitar 900 pelamar. 
  • Dengan menyekolahkan 1 orang, diharapkan 1 orang ini dapat menjadi pemberi solusi bagi ribuan orang lain di Indonesia. (beban euy 😆)
Setelah itu materi dilanjut oleh Bapak Rionald selaku Dirut LPDP. Menurut Pak Rionald, awalnya LPDP hanya membuka beasiswa reguler untuk master dan doktor saja. Namun berdasarkan evaluasi, hal ini hanya menyasar orang-orang yang punya akses saja. Akhirnya dikembangkanlah beasiswa LPDP seperti sekarang ini yang memiliki banyak berbagai macam jenis seperti beasiswa santri, disabilitas, dll supaya lebih adil. Pak Rionald selanjutnya lebih banyak memberikan wejangan buat kita sih, antara lain:
  • Putra dan putri daerah sebaiknya setelah studi kembali ke daerah masing-masing.
  • Jangan sampai foreigner jadi pioneer di negeri ini.
  • Keberlangsungan LPDP tergantung dari alumni.
  • Networking sangat penting.
  • Kontribusi itu nggak perlu dari sesuatu yang besar, hal kecil tapi bermanfaat untuk orang lain itu juga sudah bagus karena hal-hal besar dimulai dari hal kecil.
  • Jangan jadikan pengetahuanmu menghalangi dirimu berbuat baik.
  • Define on what we do, not what we have.
  • Awardee berhutang pada negara dan masyarakat (tuh diulang lagi wkwkwk beraaatt).
Pembicara ketiga adalah Bapak Lukmanul Hakim yang merupakan Kepala Divisi Keuangan LPDP. Sesuai dengan posisinya, beliau lebih banyak menerangkan tentang hal teknis bagaimana uang beasiswa bisa cair. LPDP menurut saya sangat dermawan ya dalam memberi beasiswa, bahkan jika dibandingkan dengan beasiswa dari negara lain. Item yang dicover meliputi uang pendaftaran, SPP (tidak ada batas maksimal untuk nominalnya), visa, transport 1x PP, dana kedatangan/settlement allowance yang besarnya 2x uang bulanan, uang bulanan (yang surprisingly dikit buat yang DN hehe), uang buku sebesar 10 juta/tahun, asuransi kesehatan (BPJS kelas 1),  tunjangan keluarga (shock akutu untuk S2 sudah ditiadakan karena banyak fraud huhu, untuk S3 baru bisa diklaim setelah 1 tahun masa studi), dan dana lainnya seperti dana darurat, dana untuk lomba/konferensi internasional, serta insentif untuk yang bisa lulus lebih dulu. 

Sesi hari itu ditutup oleh Ibu Ratna Prabandari selaku Kepala Divisi Pelayanan Beasiswa LPDP. Isinya juga lebih ke arah teknis ya seperti dalam 18 bulan awardee harus dapat LoA (bagi yang belum) kalau nggak bisa maka akan gugur secara otomatis, defer boleh asal ada alasan yang kuat, kalau cuti karena misalkan hamil atau melahirkan boleh-boleh aja tapi kalau telat dari masa studi yang ditulis di LoA maka sisanya harus ditanggung sendiri, kalau dapat dana bantuan tesis/disertasi  maka nggak boleh ambil grant lain, bisa dapat dana bantuan seminar internasional asalkan awardee datang sebagai speaker, dan akan diberikan insentif bila papernya masuk di jurnal internasional. Bu Ratna juga memberi beberapa pesan bahwa indikator evaluasi yang diberlakukan LPDP adalah salah satunya harus aktif kegiatan di luar studi atau di luar kampus. Jadi jangan belajar aja hehe. Selain itu awardee juga harus bisa mengantisipasi culture shock dari dunia kerja kembali lagi ke dunia kuliah. Ingat, S2/S3 ini mindset nya pastinya beda sama S1. Perhatikan juga mental health masing-masing dan segera konsultasikan jika merasa ada masalah. Yang terakhir, jangan malu nanya kalau memang nggak tau!

Serius mengerjakan laporan 😛

Di hari kedua, kami kedatangan Bapak Andrea Senjaya yang merupakan CEO iGrow jadi udah bisa ditebak kalau temanya tentang kewirausahaan. Ada beberapa poin penting yang disampaikan beliau yang bisa jadi buat pelajaran kita :
  • Membuat produk itu bukan hanya untuk mendapat uang, tapi harus ada value agar bemanfaat untuk memberi solusi bagi masalah orang lain. 
  • Semakin besar masalah, peluang bisnisnya pun makin besar dan dirasakan banyak orang. Jadi tawarkan solusi yang powerful.
  • Proses membutuhkan kesabaran dan waktu.
  • Fokus pada tujuan → berpikir cerdas → coba eksekusi dengan metode berbeda
  • Company (execute) → cari untung 
  • Startup (search) → bisnis model yang repeatable dan scalable 
  • Sinergi untuk kolaborasi skill dan kompetensi 
  • Selalu ada jerih payah orang-orang di sekitar kita di balik kesuksesan kita. 
 Selanjutnya ada Bapak Adnan Pandu Praja yang merupakan mantan Komisioner KPK periode 2011-2015. Dari beliau saya baru tau kalau karyawan KPK baru itu harus dilatih dulu sama kopassus. Serem juga hehe. Dalam sesi ini banyak diskusi aja sih terkait praktek dan kasus hukum yang ada di Indonesia.

Pembicara terakhir pada hari kedua cukup spesial dan kita harus nunggu kedatangan beliau agak lama hehe. Beliau adalah Gubernur Jawa Tengah yaitu Bapak Ganjar Pranowo. Ternyata fans nya banyak juga wkwk apalagi emang bapaknya ganteng banget plus punya badan bagus 😛 Hmm di catatan saya nggak banyak ya karena memang lebih ke diskusi serta sharing pengalaman isinya. Beliau menyampaikan bahwa tantangan Indonesia saat ini adalah karakter & moral, bonus demografi, SDM yang banyak, serta revolusi industri 4.0 Tantangan di atas juga merupakan resource kita sebenernya. Bangsa Indonesia nggak cukup bergerak maju, harus melompat untuk mengejar ketertinggalan. Dan kita juga harus mengikuti zaman di mana kita hidup. Pesan Pak Ganjar yang lainnya adalah prinsip Bangsa Indonesia itu jangan pernah disamakan tapi disatukan karena kita memang berbeda-beda. 


Ganjar Pranowo PK LPDP 2020
Bersama seluruh member PK-159 dan Pak Ganjar

Pada hari ketiga, pematerinya menarik-menarik nih yang dateng. Terutama di pagi hari ada Ibu Amalia Maulana yang merupakan Etnomark Consultant di bidang branding. Topiknya mengenai "Membangun Citra Dini yang Cemerlang Sejak Dini" sangat menarik perhatian saya karena personal branding ini isu terkini yang saya belum pernah belajar sebelumnya. Beliau banyak menekankan bahwa branding tidak sama dengan pencitraan dan bukan sekedar untuk popularitas. Branding itu menjelaskan value yang dimiliki. Strong brand itu didefinisikan kalau ia relevant, consistent, dan distinctive. Kalau terlalu general nantinya brand itu replaceable alias gampang diganti dengan brand lain.
Awalnya, kami diminta untuk menuliskan siapa diri  kami dalam 1 kalimat. Wah ternyata susah banget lho gimana bikin deskripsi yang bener-bener unik untuk diri kita sendiri. Ibu Amalia menawarkan untuk mengoreksi hasil tulisan kami by email karena kalau di sesi itu saja pasti nggak bakal cukup waktunya. Nah saya sempet email beliau nih habisnya PK untuk minta dikoreksi. Ternyata deskripsi diri saya masih bias katanya masih perlu diperbaiki. Hmm sampai sekarang saya masih bingung harus nulis bagaimana hahaha. Tipsnya kita harus riset diri kita lalu bandingkan dengan yang udah ada di "pasaran". Mungkin kalau ada waktu nanti saya coba pikirkan lagi hehe. Oke mari kembali ke materi beliau ya. Personal branding kita bakal "laku" kalau kita bisa menangkap kebutuhan masyarakat yang belum ditawarkan pasar. Tips dari beliau ada keywords yang bisa dipakai contohnya satu-satunya di Indonesia (skalanya dijelaskan dengan jelas). Selain itu karena sekarang zaman teknologi, kita juga harus manage our online presence alias brand kita itu searchable. Coba deh sekarang kamu ketik namamu di google, hasil apa yang bakal muncul?
Misalkan kita sudah membuat personal branding nih, selanjutnya kita harus mengedukasi pasar agar dikenal misalkan dengan membuat perusahaan, menulis buku, dll. Proses selanjutnya adalah "moment of truth" yaitu saat pertemuan apakah brand yang kita buat sesuai atau tidak dengan ekspektasi konsumen. Nantinya bakal ada yang namanya mismatch, yaitu your views vs their views. Dari sini kita bisa melakukan evaluasi brand dengan rebranding/repositioning jika memang dibutuhkan. Lalu nanti juga ada yang namanya brand audit (namun untuk bagian ini beliau tidak menjelaskan lebih lanjut karena lebih fokus ke membuat personal branding dulu).
Poin penting lain yang disampaikan beliau adalah untuk mengukur seberapa kuat brand maka ada beberapa ciri, yaitu :
  • dikenal luas di audience yang dipilih sendiri
  • dimengerti tawarannya
  • dipilih → dipilih lagi → direkomendasikan (sukarela) → dibela (guardian)

Next di hari berikutnya Ahmad Fuadi, penulis buku 5 Menara, hadir menyampaikan materi mengenai menulis kreatif. Menurutnya, menulis itu harus bisa menginformasikan, menginspirasi, dan menggerakkan. Ada beberapa tips menulis dari beliau:
  • Apa yang mau ditulis? harus kenal, peduli, familiar, dan tahu
  • Gimana nulisnya? Memakai buku lain, foto, diari, dll sebagai referensi
  • Menulis itu nggak harus selesai dalam sekejap, nyicil juga nggak masalah asal dikit tapi tiap hari.
Integrity Sport tiap pagi


Setelah itu, ada Bapak Terry Mart yang merupakan fisikawan nuklir dan partikel. Keren banget kan? hehe soalnya bidang ini kan masing jarang di Indonesia. Tapi memang konsekuensinya kata beliau bidang ini bukan prioritas pemerintah dalam hal riset jadi untuk dana penelitian agak susah. Harus pintar-pintar cari grant dari luar.  Anyway, beliau banyak membahas mengenai jurnal predator yang makin marak. Ciri-ciri jurnal predator kata beliau adalah publishing fee sangat mahal dan yang dicantumkan adalah alamat palsu. Kebanyakan jurnal predator ini dioperasikan dari India, Pakistan, dan Afrika dengan mengirimkan spam email. Pesan beliau yang lainnya adalah riset di Indonesia itu butuh penghargaan dan perlu diingat bahwa esensi dari riset bukan paper tapi produk. 😉

Guest speaker malam harinya bikin peserta agak heboh karena yang datang adalah Bapak Edwin  Rizal Manansang yang dulunya adalah member dari Trio Libels. Siapa Trio Libels? Sejujurnya saya juga nggak tau wkwkk cuma kayak familiar aja sama muka bapaknya. Ternyata bapaknya ini penyanyi toh cuma sekarang sudah menjabat sebagai Asisten Deputi di Kemenko Perekonomian. Di angkatan saya banyak yang tau soalnya banyak yang umurnya udah 30-50 an tahun ya hehehe. Pas disebutin membernya Trio Libels ternyata ada Roni Sianturi kesukaan mama saya. Di sesi ini, beliau nggak mau ngasih materi berat-berat soalnya beliau datang buat refreshing gitu. Jadi beliau lebih ke sharing pengalaman, bagaimana menyeimbangkan karir di pemerintahan dan juga di dunia entertainment, terus kerjaan sekarang kayak gimana. Akhirannya, si bapak ditodong nyanyi sama kami. 😁

Oke..kayaknya hanya ini yang bisa saya share ya karena di hari keempat kita rafting di Sukabumi dan di hari terakhir cuma ada Bapak Hamli dari BNPT yang isi sesinya kebanyakan menghimbau akan bahayanya terorisme. Semoga materinya berguna sedikit ya bagi yang membutuhkan!

Suasana saat rafting
Sesi tukar kado

Comments

Popular Posts