Beasiswa oh Beasiswa (bagian 2)

Sebaik-baiknya manusia berencana semuanya tetep Allah yang menentukan. 


Lanjutan dari postingan yang dulu, dengan berat hati aku harus cerita kalau dua beasiswa terakhir yang aku apply nggak ada yang lolos. Meski aku udah evaluasi kira-kira apa yang bikin aku gagal terus dan udah berusaha ngasi jawaban wawancara yang kayaknya sesuai ternyata tetep aja nggak tembus. Otomatis udah nggak ada beasiswa lagi yang kayaknya bisa aku apply. Tapi ya who knows kalau tiba-tiba nanti ada, meski kemungkinannya kecil banget. 
Padahal Nitori ini termasuk beasiswa teribet yang pernah aku daftar. Kenapa? Karena prosesnya udah kayak mau job hunting di Jepang. Pertama pendaftaran online, terus ada web test, habis itu ada tes wawancara dua kali. Edan haha. Semuanya pake Bahasa Jepang makanya aslinya sejak awal aku pesimis bisa lolos ke tahap wawancara. Waktu daftar online pertama dan lolos harusnya seneng kan ya, tapi aku banyak bingungnya soalnya artinya aku harus ambil web test itu. Web test/ SPI test itu tes yang diujiin buat semua orang yang mau daftar ke perusahaan Jepang, dan menurut orang Jepang sendiri pun tes ini susah. Tesnya online dan dibagi-bagi ada tes Bahasa Jepang, Bahasa Inggris, matematika/logika, dan kepribadian. Tiap bagian ada beberapa soal dan dikasi waktu yang terbatas. Karena nggak mungkin banget aku ngerjain sendiri (karena pasti nggak lolos soalnya nggak bisa baca kanjinya haha) akhirnya aku minta tolong senpai di lab. Morishita san, senpai cewek yang aku minta tolongin pertama kali bilang kalau dia sendiri nggak pede bisa bantuin soalnya dia sendiri belum pernah belajar dan ngerjain web test. Jadinya dia minta tolong sama senpai kita yang lebih senior namanya Kondo san. Mungkin berkat Kondo san itu aku bisa lolos ke wawancara yang pertama. Wawancaranya pake skype dan pertanyaan yang diajuin standar kayak habis lulus mau ngapain, kenapa ke jepang, kenapa masuk Nagoya Univ, dst. Karena lolos ke wawancara pertama ini aku jadi kayak punya harapan dikit sama beasiswa ini dan ya kok alhamdulillah lolos ke wawancara terakhir. Aku ngerasa aku punya peluang. Tapi waktu wawancara terakhir di Osaka itu aku ngerasa antiklimaks. Pertanyaan-pertanyaannya nggak penting kayak di PPI kamu ngapain, angklung itu kayak gimana, hambatan terbesar di Jepang apa, temen di kampus dari negara mana aja. Yang penting kayaknya cuma beasiswa ini nanti bermanfaat buat apa. Semua jawaban yang aku udah persiapin sebelumnya kerasa nggak guna. Tapi ya sudahlah sudah lewat semua dan memang mungkin belum rejekinya :'
Kalau yang Yamada Scholarship termasuk normal mesti berkas-berkas yang diminta lebih banyak dari yang biasanya. Tapi karena yang Yamada Scholarship aku nggak dipanggil wawancara jadi aku nggak tau banyak tentang beasiswa ini. Toh aslinya kayaknya mereka nyari mahasiswa yang kuliah di Tokyo soalnya uang bulanannya nggak bakal ditransfer ke rekening mahasiswa penerima beasiswa, tapi mahasiswanya harus dateng ke kantor buat ambil beasiswanya tiap bulan.
Info lebih lanjut bisa diliat di website masing-masing : Nitori International Scholarship Foundation dan Yamada Scholarship
Oh iya untuk Presidential Prize yang dari kampus aku juga nggak jadi daftar akhirnya haha :( Memang sejak awal info yang kita dapet terbatas banget dan beneran kan ternyata ada semacam miskom antara senseiku dan orang-orang yang dia mintain info. Senseiku ngira kita bisa langsung aja daftar gitu eh ternyata pendaftaran tetep harus lewat fakultas dan deadline pendataran udah lewat jauh hari sebelum deadline final yang tercantum di websutenya. Aneh banget deh kenapa infonya bisa begitu mahal didapet, cuma buat kalangan tertentu gitu. Yaah yaudah dengan berat hati kesempatan ini harus aku lepas juga.
Anyway harusnya nggak ada yang sia-sia semua pasti ada hikmahnya *mencoba berpikir positif* 

Comments

Popular Posts