Rindu

Wahai laut yang temaram, apalah arti memiliki? Ketika diri sendiri bukanlah milik kami.
Wahai laut yang lengang, aplah arti kehilangan? Ketika kami sebenarnya menemukan banyak saat kehilangan, dan sebaliknya, kehilangan banyak pula saat menemukan.
Wahai laut yang sunyi, apalah arti cinta?Ketika kami menangis terluka atas perasaan yang seharusnya indah? Bagaimana mungkin, kami terduduk patah hati atas sesuatu yang harusnya suci dan tidak menuntut apapun? 
Wahai laut yang gelap, bukankah banyak kerinduan saat kami hendak melupakan? Dan tidak terbilang keinginan melupakan saat kami dalam rindu? Hingga rindu dan melupakan jaraknya setipis benang saja.

Rindu (494-495) by Tere Liye 

Comments

Popular Posts